Kenangan Cerita Malam Episode 52
- Assalamu’alaikum Habibana Ahmad Mujtaba bin Shahab, semua khodim yg berkhidmat dan para pendengar/penonton..
izin bertanya habib, jadi sepekan yang lalu saya ada safar, jadi karena situasi tertentu saya sholat dengan menjamak qoshor sholat dzuhur dan Ashar, saya sholat dalam situasi ditunggu banyak orang(rombongan saya) di waktu sholat dzuhur. saya berfikirnya saat itu ketika Ashar itu tidak punya waktu untuk bisa sholat karena jam penerbangan yang berdekatan dengan waktu penerbangan. jadi saya “menjamak qoshor”, dan saya fikir diperbolehkan karena dalam keadaan darurat, jadi rukshoh berlaku. ternyata saya di bandara masih ada waktu luang sholat ashar. kira kira penerbangan masih 30 menitan dari waktu sholat. jadi yang awalnya saya fikir dalam keadaan Darurat saat itu ternyata tidak, pertanyaanya, apakah sholat jamak qoshor saya sah apa tidak ya habib?
jika tidak, bagaimana saya menebusnya? Jazakallah Khair Habibana, maaf jika ada kesalahan dalam mengetik. semoga Allah mudahkan Jalan Habibana, khodim dan para pendengar/penonton untuk bisa sampai kepada Allah, kelak di izinkan bersama dengan Rasulullah berjumpa dengan Allah di Jannah dengan Ridhonya. Syukron Habib, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
- Assalamu’alaikum Habib. Mohon izin bertanya. Jadi, saya sempat membaca tulisan di salah satu website sebuah organisasi yang mana dalam tulisan tersebut tertera kurang lebih bahwa jual beli bagian dari akad amanah. Kemudian pada akad amanah itu, maka meniscayakan seorang penjual untuk menyebutkan harga kulak dan laba yang diambil kepada pembelinya. Namun, di masyarakat, sepengetahuan saya penjual tidak menunjukkan harga kulak kepada pembeli Habib. Jadi, penjual mencantumkan harga jual saja yang mana kemungkinan harga yang ditentukan tersebut perhitungan atas harga kulak, biaya transportasi, dan sebagainya. Sehingga yang saya tanyakan, apakah tidak apa-apa jika tidak memberitahukan harga kulak kepada pembeli Habib? Jadi semisal penjual kulakan barang A seharga 100 rb per pcs. Penjual membeli 10 barang jadi totalnya 1 juta. Kemudian terdapat tambahan biaya lain-lain sekitar 200 rb. Maka total modal yang dikeluarkan adalah 1.200.000. Apabila dibagi 10 barang maka totalnya 120.000. Kemudian penjual menjualnya 135.000. Tanpa memberitahukan kepada pembeli terkait harga kulak dan sebagainya. Kemudian mohon izin bertanya lagi Habib. Jadi sepemahaman saya, dalam jual beli itu diperbolehkan untuk mengambil keuntungan berapapun asalkan tidak merusak harga pasar. Sehingga pertanyaan saya adalah harga pasar yang dimaksud itu seperti apa Habib? Semisal harga mukenah di pasar sekitar 200 ribu. Namun apakah diperbolehkan menjual mukenah seharga 500 ribu, tetapi kualitas bahannya berbeda dari yag ada di pasaran. Atau juga lebih mahal karena didatangkan dari suatu wilayah lain sehingga memerlukan biaya transportasi dan sebagainya. Demikian Habib, pertanyaan saya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terlalu panjang dan terdapat kurangnya. Terima kasih Habib. Semoga Habib beserta keluarga, dan tim Majelis Al-Muwasholah senantiasa diberikan sehat dan dilimpahan keberkahan serta rahmat dari Allah. Aamiin
- Assalamu’alaikum, habib.
Semoga habib dan seluruh tim al muwasholah beserta keluarga senantiasa berada dalam ampunan dan kasih sayang Allah swt. Aamiin. Izin bertanya habib. saya sangat sulit sekali untuk menjaga lisan kepada ibu saya. Seringnya saya marah dan emosi ketika dipanggil, disuruh, atau ditanyain. Saya membenci diri sendiri karena hal ini. Saya sangat tidak ingin begini, tapi entah kenapa saya sangat kesulitan menahan amarah yang ga jelas ini. Misal saya sedang membaca Al-qur’an, kemudian ibu manggil menyuruh untuk melakukan sesuatu (padahal saya tau beliau tidak mengetahui saya sedang membaca Al-qur’an di kamar), namun seketika itu emosi saya langsung naik tanpa sempat di tahan dan akhirnya saya nangis di saat itu jg karena merasa sia2 saya membaca Al-qur’an jika saya masih begini dgn ibu saya. Sementara untuk membaca Al-qur’an saja saya masih butuh usaha yg keras melawan rasa malas saya. Seketika itu rasanya semua tidak ada artinya. Hal itu sering terjadi ketika bertepatan saya sedang beribadah atau melakukan ketaatan lain. Saya sudah istighfar, do’a dan baca dzikir2 ringan yg saya harap dapat memperbaiki hati saya. Namun keburukan ini blm jg bisa hilang. Entah kenapa hanya kepada ibu saja saya seperti itu habib. Sampai2 karena terlalu sering seperti itu, ketika ada tanda2 ibu saya akan memanggil/menyuruh saya, saya sudah ber siap2 dengan menarik nafas panjang, berusaha rileks, dan berdzikir agar kalau dipanggil saya tidak emosi. namun ketika ibu saya memanggil, emosi itu langsung muncak rasanya sampai ujung rambut dalam itungan kurang dari satu detik. Dan akhirnya saya merasa gagal lagi untuk menahan emosi itu. Karena emosi itu meluap, saya selalu nya menahan dengan diam. Ketika saya menghampiri ibu saya, saya hanya diam mengikuti apa yg beliau suruh. Tp rasanya hati saya penuh menahan emosi itu, kadang2 saya tidak sanggup dan akhirnya kembali kekamar untuk nangis, kemudian setelah itu kembali lagi menemui ibu saya. Tapi kadang2, kalau saat saya diam namun ibu saya masih nanya2 yg mana mengharuskan saya untuk berbicara, disitulah langsung keluar nada tinggi dan membentak ibu saya. Yg akhirnya membuat saya menyesal lagi dan membenci diri sendiri. Saya sayang ibu. Tidak ada yang salah dari beliau. Bahkan saya mengetahui secara sadar bahwa hal2 yg disuruh atau ditanyain bukan hal2 yang mengganggu bahkan sangat normal sekali. Tp gatau kenapa saya selalu marah. Sampai saya berfikir untuk pergi saja dari rumah, bukan karena tidak sayang ibu, tp justru agar lisan saya tidak selalu melukainya. Karena saya pun terluka ketika saya melukainya tanpa saya inginkan. Namun saya tidak bisa pergi karena siapa lagi yg akan membantu beliau dirumah. Selain dari masalah lisan ini, saya sudah sangat berusaha untuk membahagiakan beliau dgn menghadiahi nya sesuatu yg ia inginkan. Namun tetap saja saya masih merasa gagal karena blm berhasil untuk masalah emosi ini. Mohon solusinya habib. Apa yg salah dengan saya? Kenapa saya bisa seperti ini. Bagaimana agar saya bisa berlemah lembut kepada ibu saya. Terimakasih habib atas kesempatan ceritanya, semoga habib berkenan menjawab. assalamu’alaikum wr. wb.
- Tdak ada yang aku lihat kecuali diriMu
Tidak ada yang aku takuti kecuali kehilanganMu
Tidak mencari pandangan kecuali penglihatanMu.
Yang menyakitkan itu bukan luka dari manusia, melainkan lupa dalam mengingat Dia.
Aku telah menerima banyak luka, dari luka aku sadar
Bahwa sabar adalah keindahan tanpa batas
Bagaimana mungkin api neraka dapat membakar seorang pencinta?
Sementara tubuhnya di penuhi dengan cahaya
Nafasku adalah sebuah kerinduan yang dipenuhi air mata Karena Engkau adalah keindahan tanpa rupa
Engkau melihat, namun aku buta, padahal aku merasa
Tidak ada yang aku lihat kecuali diriMu
Tidak ada yang aku takuti kecuali kehilanganMu
Tidak mencari pandangan kecuali penglihatanMu
Melihat nikmatMu dalam batinku, adalah jalan pintas terbaik untuk dapat mengenalMu
Aku mencintaiMu karena cintaMu kepadaku
Hatiku terikat dengan keredhoanMu
Aku halalkan orang yang menyakitiku
Sebagai bukti cintaiku kepadaMu
Disaat imanku lemah Dia mengulurkan tanganNya dan berkata “bangunlah, pintu taubatKu tak pernah tertutup sedetikpun, bukankah Aku yang memiliki sifat ArRahim?
Mencintai dengan luka telah dirasaNya
Jika engkau lelah, kembalilah
Comment